Minggu, 09 September 2012

Ketika Berbaik Padanya Yang Tak Baik

Di acara seminar yang diadakan fakultasku pagi taadi membuatku belajar satu hal.Sepertinya ALLAH memang menjawab tanyaku.Caranya unik.Melewati slide dari seorang pembicara semuanya terjawab.

Mungkin kamu pernah seperti aku.Bahkan aku menanyakan ini pada teman-temanku.Sepertinya memang tak penting namun ini penting bagiku.

Mungkin kamu pernah mengalami kamu baik kepada orang namun orang tersebut justru melakukan hal sebaliknya.Ini lebih dari air susu di balas air tuba.Rasanya menusuk hingga lukanya masih sering terbayang.Bahkan mungkin bayangan luka itu masih bergelayutan di pikiran bahkan ketika mungkin kamu secara bibir telah memaafkan,Namun hati siapa tau?

Ketika beberapa kalimat maaf telah kita ucapkan demi harapan mereka tak mengulangi kesalahan mereka pada kita,namun masih-saja-ada-pengulangan.Sakit?tentu.Rasanya ingin ku patok harga untuk satu kata maaf.

Dan Surat Yunus ayat 107 yang ditampilkan pembicara di slide presentasinya membuatku berpikir hingga air mata menetes.Ku tahan dengan sejagoan mungkin agar tak deras mengalir.
Luka itu kembali teringat.Kesal sekali rasanya.


وَإِن يَمْسَسْكَ اللّهُ بِضُرٍّ فَلاَ كَاشِفَ لَهُ إِلاَّ هُوَ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلاَ رَآدَّلِفَضْلِهِ يُصَيبُ بِهِ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Dan jika Allah mengenakan engkau dengan sesuatu yang membahayakan, maka tiada sesiapa pun yang akan dapat menghapuskannya melainkan Dia; dan jika Ia menghendaki engkau beroleh sesuatu kebaikan, maka tiada sesiapapun yang akan dapat menghalangi limpah kurniaNya. Allah melimpahkan kurniaNya itu kepada sesiapa yang dikendakiNya dari hamba-hambaNya, dan Dia lah yang Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani.

"Dari kalimat tersebut.Aku paling suka pada kalimat kedua",Pembicara berbicara seperti itu disaat aku telah beberapa detik lebih dulu terpaku dengan kalimat kedua.

Kalimat kedua itu terasa menusuk.
dan jika Ia menghendaki engkau beroleh sesuatu kebaikan, maka tiada sesiapapun yang akan dapat menghalangi limpah kurniaNya

Aku teringat akan pertanyaanku kepada teman-temanku supaya aku bertindak jahat.Aku sangat ingin menggunakan keegoisanku dengan antagonis.Menjahati orang yang telah menjahatiku.Rasanya seperti keadilan bermain imbang diantara aku dan dia.Ah entahlah aku memang menyerahkan memaafkan hatiku padanya kepada sang Waktu.

Kamu tau rasanya ketika aku ingin jahat juga pada kamu,manusia yang dengan tega mempengaruhinya.Berkata seenak jidatnya dan dia berhasil.Berhasil mengkandaskan hubunganku dengannya.Ah sudah biarkan ALLAH yang membalas.Aku yakin kau akan mendapatkan sesuatu yang lebih-sakit.ALLAH tak tidur.ALLAH melihat bagaimana kamu bertindak dengan detail persekian inci kau tak dapat luput dari pandanganNya.
Kamu tau rasanya?aku ingin menjahatimu!
Aku ingin tak membantumu dengan kekasihmu untuk berbaikan lagi karena kekasihmu itu membaca postinganku.Lebih tepatnya perempuanmu itu stalker.Stalker twitter lalu berlanju dengan membaca postingan.Seperti itu kan?
Ingin rasanya aku tak membantumu berbaikan dengan kekasihmu saat kamu menuliskan perempuanmu itu mendelete kontak B** mu.Rasanya aku tak ingin membantu.

Namun sial!hatiku iba padamu.Sial!
Aku membantumu berbaikan dengan perempuanmu dengan mengirimkan pesan singkat padanya.Pesan singkat yang aku memberikan penjelasan dan aku berkata sebenarnya tentang kamu terlepas aku memiliki rasa luka karena ulahmu.
Dan saat kamu sudah berbaikan dengannya dan keeokannya ku tau ada feeling yang aneh.Aku baca DM mu padaku dan sudah kau hapus.HAHAHAHA apakah kau takut dengan patjarmu jika kau mengadu padaku?dan meminta bantuan?
Ah aku tak peduli.Kau memang lelaki berovum.

Hingga aku membuka accountmu dan ku dapati kau sudah mengklik 'unfol' dengan mulus.Lalu aku tertawa.Tertawa sengit.
Bukan karena aku kehilangan followers.Aku sama sekali tak rugi!
Hanya saja yang tak kuhabis pikir adalah dimana rasa terimakasihmu?tak pernahkah kau diajarkan untuk bereterimakasih pada seseorang yang sudah memaafkanmu pada kesalahanmu sebelum ini-lalu hubungan kita membaik-lalu aku percaya kau sudah baik-lalu kau menjahatiku lagi -lalu aku tak bisa percaya.

Entah kau itu lelaki macam apa.Aku biasa menyebutmu lelaki berovum.Kau melebihi piciknya wanita.Mulutmu lebih sadis dari wanita-wanita yang suka bergosip.

dan jika Ia menghendaki engkau beroleh sesuatu kebaikan, maka tiada sesiapapun yang akan dapat menghalangi limpah kurniaNya

Dari kalimat itu aku tersindir.Betapa aku berupaya ingin menjahatimu.Rasanya bahkan aku membenci diriku sendiri karena aku tetap saja membaikimu.Membaiki orang yang tak tau diri itu rasanya tak mudah,mengertilah :)

Memang Al-Quran adalah tempat segala cerita bermuara.

Semenjak siang tadi aku semakin mantap,rasa iba atau yang ayat itu sampaikan dengan kata  kebaikan..mungkin kebaikan itu yg ALLAH titipkan padaku.Mungkin kebaikan itu adalah kata hati yang beradu di hatiku hingga butiran air mata menjalar di pipi.Ini tak adil.Mengapa kau berikan rasa ibaku padanya,ALLAH?
Hingga kebaikanlah yang menang.Jujur aku benci baik padamu.

Namun yasudahlah...tiada yang bisa menghalangi ALLAH akan rasa itu yang tertanam di hatiku untuk dia yang telah menoreh luka.

dan jika Ia menghendaki engkau beroleh sesuatu kebaikan, maka tiada sesiapapun yang akan dapat menghalangi limpah kurniaNya

Kau tau?saat aku mengirimkan pesan singkat untuk perempuanmu itu agar kau bisa kembali baikan,Hatiku bertarung hebat.Antara aku tak ingin membantu.Aku ingin hubunganmu juga kandas.Karena kau telah mengkandaskan terlebih dahulu hubunganku dengan dia.

Dan saat tombol send ku pencet,kau tau?betapa aku menahan butiran air mata yang turun dengan sekuat mungkin.Berterimakasihlah pada suara takbiran malam sebelum idul fitri itu.Karena suara itu menguatkanku untuk tetap berbaik padamu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar