Malam ini aku tau kamu akan kembali lagi ke kota tempatmu belajar.Ingatan itu terlintas diantara tumpukan suara dialog sembilan orang jepang yang beradu ringan.Membentuk kelompok kecil dan bercampur ramai mengisi ruang tengah dengan percakapan bahasa indonesia.Akupun terlarut.Kami sempat bercakap bersama dengan bahasa inggris yang menjadi alat pemersatu kami di rumah ini.Percakapan menjadi mengurang saat hidangan malam kami tersaji.
Setelah mengucap "itadakimasu",makanan kami lahap.Aku selesai lebih cepat dan entah mengapa aku ingin segera bergegas ke kamar.Mataku tertuju pada ponsel yang tergantung karena tercharger.Satu nomer yang ingin ku hubungi.Kamu.Sekadar ingin mengucapkan hati-hati.
Nada telah tersambung pada nomermu dan tak lama suaramu menjadi pengisi telingaku.Kamu bilang kamu masih di rumah dan kamu akan naik travel,bukan kereta seperti biasanya karena tiket kereta sudah habis.Kamu sempat heran kenapa aku tau kamu hari ini akan ke Bandung.Aku mengingatkanmu lagi,aku masih ingat saat kamu bilang tanggal keberangkatanmu lagi ke Bandung pada pertemuan kita yang untuk berpisah itu.Entah mengapa sudah sebulan lebih kamu memgucapkannya namun aku masih saja ingat.Percakapan itu tak panjang.Mungkin tak ada lima menit juga.Ya lagi-lagi aku bilang sebatas ingin mengucapkan baik-baik kamu disana.
Bahkan saat mereka yang telah habis melahap makanannya di lantai bawah dan menutup dengan kalimat"gochisosamadeshita",aku masih saja diatas.Seharusnya aku juga mengucapkan itu sebagai kalimat penutup acara makan malam.
Aku terdiam.Memeluk bantal dan menikmati ritme yang tercipta.Ada air mata yang menjalar di pipi.Ku lampiaskan dengan pelukan erat pada bantal.Semakin erat karena aku ingin tak seorangpun di lantai bawah mendengarkanku menangis.
Entahlah mengapa ada air mata lagi setelah percakapan itu berakhir.Padahal saat kita bercakap aku bisa mengucapkan kalimat-kalimatku dengan bercanda.Aku merasakan hal yang lain.Seharusnya tak ada air mata itu.Sangat kupastikan itu bukan tangis sedih.Namun aku tak dapat mendeskripsikannya dengan tepat.Semuanya menjadi satu dengan sentuhan pekat.Satu rasa saling mengikat rasa dan emosi yang lain.
Mungkin ini juga dampak dari aku sudah lama tak menangis :)
Hingga akhirnya Noe berada di sampingku.
"What's happened with you?".Tanyanya yang sudah berada di sisi kanan sembari mengusap bahuku dengan lembut.Aku tak beranjak dari bantal yang ku dekap erat dan menutupi wajahku ini.Bagaimana mungkin aku menunjukkan wajah ketika menangis di depan orang asing yang baru ku kenal lima hari ini.Terpaksa ku acuahkan dia.
Dan tak lama kudengar suara Aiko berada di sisi kiriku.
"Are you fine?".
Aku tak menggubrisnya.Masih sama.Aku tak ingin menunjukkan aku menangis dihadapan orang Jepang ini.
"This is water for you".
Suaranya berlalu.Antara Noe dan Aiko melakukan percakapan bahasa negaranya sembari menuruni anak tangga.
Ku lepas dekapan eratku pada bantal.Ku alihkan pada gelas biru tua yang telah terisi air dari Aiko.
Semuanya melunak.Rasa sesak yang sempat kurasakan terhambur bersama gerakan air yang menjalar di tengoorokan.Ditambah pelukan dari Nana yang membuatku lengkap merasakan kenyamanan.
Arana tiba-tiba datang dan berkomando,"Dance will start a few minutes again".Lalu dia turun lagi dan aku sibuk dengan mengusap mataku.Membuat semuanya baik-baik saja.
"Udah nangis aja dulu dikelarin.Udah lama kan ga nangis?"
"Nangisku kedengeran sampai bawah emang?kan aku tutup bantal"
"Ngga sih tapi Noe beri tau aku tadi pas aku cuci piring makannya aku kesini".
"Owalah aku kira sampai bawah denger semua" -____-
"Kamu tu diatas to".
"Iya.Emang kenapa?".
"Tadi ditanyain soalnya kok pas makan udah kelar kamu ga ada".
"Terus kamu bilang apa?"
"Aku bilang kamu diare"
Aku membidikkan tatapan pada Nana.Kenapa dia bisa segembel itu bilang aku diare -__-.Alasan kurang keren.
"HAAAAAAAAAA BILANG AKU DIAREEEEE?"
"Mereka heran banget denger kamu diare.Kayaknya dia heran orang Indonesia sedang diare".
"Yaiyalah alasanmu konyol.".
Aku mulai menata diri dengan baik dan bertambah berkelakuan konyol bersama Nana.Hingga akhirnya tawa membahana.
"Tapi klo besok lagi nangis,aku marahin".
Lalu tawa kembali menyambung.Aku tau akan ada tawa lagi setelah ini karenaa agenda kami selanjutnya adalah latihan tari sorang-sorang.Tarian tradisional dari negara sakura yang menceritakan tentang menangkap ikan -__-v
Ini tarian lucu banget belum lagi kelakuan sembilan orang jepang yang menarikan dengan ekspresif.Gila dan konyol.Mereka memang seperti keluarga kecil baru yang selalu membuat hariku ajaib.Entah dengan percakapan bahasa inggris yang mereka imbuhi jepang juga atau dengan kelakuan Jun yang naik pohon kelapa dan mengambil kelapa entah milik siapa itu atau juga Jun yang dengan santai mencabut bulu kakinya tanpa rasa sakit sama sekali.
Dan tangisku berubah menjadi tawa yang lengkap setelah aksi mereka dan tentunya latihan kami menarikan sorang-sorang :)
Setelah mengucap "itadakimasu",makanan kami lahap.Aku selesai lebih cepat dan entah mengapa aku ingin segera bergegas ke kamar.Mataku tertuju pada ponsel yang tergantung karena tercharger.Satu nomer yang ingin ku hubungi.Kamu.Sekadar ingin mengucapkan hati-hati.
Nada telah tersambung pada nomermu dan tak lama suaramu menjadi pengisi telingaku.Kamu bilang kamu masih di rumah dan kamu akan naik travel,bukan kereta seperti biasanya karena tiket kereta sudah habis.Kamu sempat heran kenapa aku tau kamu hari ini akan ke Bandung.Aku mengingatkanmu lagi,aku masih ingat saat kamu bilang tanggal keberangkatanmu lagi ke Bandung pada pertemuan kita yang untuk berpisah itu.Entah mengapa sudah sebulan lebih kamu memgucapkannya namun aku masih saja ingat.Percakapan itu tak panjang.Mungkin tak ada lima menit juga.Ya lagi-lagi aku bilang sebatas ingin mengucapkan baik-baik kamu disana.
Bahkan saat mereka yang telah habis melahap makanannya di lantai bawah dan menutup dengan kalimat"gochisosamadeshita",aku masih saja diatas.Seharusnya aku juga mengucapkan itu sebagai kalimat penutup acara makan malam.
Aku terdiam.Memeluk bantal dan menikmati ritme yang tercipta.Ada air mata yang menjalar di pipi.Ku lampiaskan dengan pelukan erat pada bantal.Semakin erat karena aku ingin tak seorangpun di lantai bawah mendengarkanku menangis.
Entahlah mengapa ada air mata lagi setelah percakapan itu berakhir.Padahal saat kita bercakap aku bisa mengucapkan kalimat-kalimatku dengan bercanda.Aku merasakan hal yang lain.Seharusnya tak ada air mata itu.Sangat kupastikan itu bukan tangis sedih.Namun aku tak dapat mendeskripsikannya dengan tepat.Semuanya menjadi satu dengan sentuhan pekat.Satu rasa saling mengikat rasa dan emosi yang lain.
Mungkin ini juga dampak dari aku sudah lama tak menangis :)
Hingga akhirnya Noe berada di sampingku.
"What's happened with you?".Tanyanya yang sudah berada di sisi kanan sembari mengusap bahuku dengan lembut.Aku tak beranjak dari bantal yang ku dekap erat dan menutupi wajahku ini.Bagaimana mungkin aku menunjukkan wajah ketika menangis di depan orang asing yang baru ku kenal lima hari ini.Terpaksa ku acuahkan dia.
Dan tak lama kudengar suara Aiko berada di sisi kiriku.
"Are you fine?".
Aku tak menggubrisnya.Masih sama.Aku tak ingin menunjukkan aku menangis dihadapan orang Jepang ini.
"This is water for you".
Suaranya berlalu.Antara Noe dan Aiko melakukan percakapan bahasa negaranya sembari menuruni anak tangga.
Ku lepas dekapan eratku pada bantal.Ku alihkan pada gelas biru tua yang telah terisi air dari Aiko.
Semuanya melunak.Rasa sesak yang sempat kurasakan terhambur bersama gerakan air yang menjalar di tengoorokan.Ditambah pelukan dari Nana yang membuatku lengkap merasakan kenyamanan.
Arana tiba-tiba datang dan berkomando,"Dance will start a few minutes again".Lalu dia turun lagi dan aku sibuk dengan mengusap mataku.Membuat semuanya baik-baik saja.
"Udah nangis aja dulu dikelarin.Udah lama kan ga nangis?"
"Nangisku kedengeran sampai bawah emang?kan aku tutup bantal"
"Ngga sih tapi Noe beri tau aku tadi pas aku cuci piring makannya aku kesini".
"Owalah aku kira sampai bawah denger semua" -____-
"Kamu tu diatas to".
"Iya.Emang kenapa?".
"Tadi ditanyain soalnya kok pas makan udah kelar kamu ga ada".
"Terus kamu bilang apa?"
"Aku bilang kamu diare"
Aku membidikkan tatapan pada Nana.Kenapa dia bisa segembel itu bilang aku diare -__-.Alasan kurang keren.
"HAAAAAAAAAA BILANG AKU DIAREEEEE?"
"Mereka heran banget denger kamu diare.Kayaknya dia heran orang Indonesia sedang diare".
"Yaiyalah alasanmu konyol.".
Aku mulai menata diri dengan baik dan bertambah berkelakuan konyol bersama Nana.Hingga akhirnya tawa membahana.
"Tapi klo besok lagi nangis,aku marahin".
Lalu tawa kembali menyambung.Aku tau akan ada tawa lagi setelah ini karenaa agenda kami selanjutnya adalah latihan tari sorang-sorang.Tarian tradisional dari negara sakura yang menceritakan tentang menangkap ikan -__-v
Ini tarian lucu banget belum lagi kelakuan sembilan orang jepang yang menarikan dengan ekspresif.Gila dan konyol.Mereka memang seperti keluarga kecil baru yang selalu membuat hariku ajaib.Entah dengan percakapan bahasa inggris yang mereka imbuhi jepang juga atau dengan kelakuan Jun yang naik pohon kelapa dan mengambil kelapa entah milik siapa itu atau juga Jun yang dengan santai mencabut bulu kakinya tanpa rasa sakit sama sekali.
Dan tangisku berubah menjadi tawa yang lengkap setelah aksi mereka dan tentunya latihan kami menarikan sorang-sorang :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar