Rabu, 01 Agustus 2012

Konsep Bahagia (menurutku)

Kembali lagi ke blog aku dan muncullah postingan ini.Postingan ini antara hanya berkata menurutku atau bisa juga jadi bahan perenungan.Kalo ga terima bisa kok langsung close ndak usah dilanjutin bacanya :))
Namanya aku juga manusia,hanya berdemokrasi sebagai pemilik pemikiran :D

Jadi sebelum masuk ke topik,ini bahagia menurutku lho ya..

Bahagia 
Menurut aku bahagia itu FARDHU AIN DIMULAI DARI DIRI SENDIRI.
Ini semua ga omong kosong lho.

Aku dulu pernah punya pemikiran bahwa BAHAGIAIN ORANG LAIN DULU BARU DIRI SENDIRI.Dan dampak BAHAGIAIN ORANG LAIN DULU BARU DIRI SENDIRI ITU NOL BESAR.
Bayangin dengan bahagiain orang lain dulu itu kamu akan memikirkan bagaimana cara membahagiakan orang lain dulu.Itu bagus?GAK SAMA SEKALI.
You know?dengan bahagiain orang lain itu kamu akan ngelakuin berbagai hal termasuk pura-pura bahagia karena berbagai alasan.Misal kamu takut nyakitin perasaan dia,ga tegaan,susah bilang No,dll.Dan itu menyedihkan lho.Cukup deh aku yang pernah ngerasain kayak gini waktu dulu :'

Ini cerita nyata aku dulu.Waktu jadi manusia yang ingin bahagiain orang lain.Ceritanya ga banget sih tapi ya emang gini adanya -___-

Jadi waktu itu ada tetangga yang badannya lebih besar dari aku,dia mau minjem blazer aku.Sempet dilema karena ntar kalo molor lengannya gimana?jelas ukuran lengan dia lebih besar dua kali lipat dari aku.Tapi waktu itu aku pinjami karena aku ga tega,ga enak hati,dan embel-embel lain lah.
Dan akhirnya dikembalikan.Dan bener,lengan blazerku menjadi lebih besar.Orang jowo bilang itu 'mulur' jadi berubah lebih besar dari ukuran awalnya.Mulai saat itu aku males deh minjemin apalagi ke orang yg ukurannya jelas beda.
Tapi pada suatu hari dia minjem lagi blazerku itu.Rasanya berkecamuk.Aku udah ga mau tapi pikiran lain menang."Masa sama tetangga ga mau minjemin sih?" tapi disisi lain ada yang bilang "kamu ga suka kan?yaudah jangan dipinjemin daripada kamu ga seneng minjeminnya".

Itu bikin galau guys.

Dan aku tanya ke ibu....

Me:"Bu,si 'Lina' minjem blazerku lagi.Tapi yang kemaren aja jadi mulur gini lengannya".

ibu:"yaudah ga usah dipinjemin".

Me:"Tapi kan ga enak bu.Tetangga juga".

Ibu:"Beri pengertian..pasti ngerti kok".

Dan aku ngikutin ibu.Aku jujur dengan yang ada.Aku buang segala rasa ga enak atau apalah itu yang membelenggu hati.Yanggjelas aku cuma ingin jujur.Lalu memilih kalimat yang pantas untuk diutarakan tentu dengan pertimbangan jangan sampe nyakitin hati.Dikasih 'maaf sebelumnya' dahulu.
Akhirnya tetangga aku itu ngerti.Mengerti tanpa sakit hati lho.Dia juga masih sama saja seperti dulu.Dengan jujur itu juga ga bikin kita renggang atau apalah.Masih sama.Masih sama baik-baik saja :))

Mulai saat itu aku mulai memutuskan untuk melegakan hati sendiri dalam konteks kembali ke membahagiakan diri terlebih dahulu.



Tipe BAHAGIAIN ORANG LAIN DULU BARU DIRI SENDIRI itu rugi.Mungkin model macem gini bilangnya 'berkorban' aihhhhh yakin berkorban?yakin seneng waktu ngelakuin?yakin?menurut aku lebih JADI KORBAN NOT BERKORBAN.Emang kalimat itu beda tipis cuma imbuhan doang tapi dampaknya luarrrrrrrrr biasaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.

Jadi ubah persepsimu deh klo mikir yang kayak gini.Termasuk anak-yang-mikir-pake banget-ingin-bahagiain-orangtua.
Itu tindakan mulia?JELASSSSSSSSSSSSSS.Ini cita-cita semua anak termasuk aku :))
Tapi kalo cara yang ditempuh dengan tidak membahagiakan diri sendiri itu DOSA LHO.

Inget?Tuhan itu tidak suka kepada hambaNya yang mendzolimi diri sendiri.Termasuk didalamnya  tidak bisa membahagiakan diri sendiri.Sekarang pikir deh gimana mau bahagiain orangtua kalo diri sendiri aja ga bahagia?Semuanya harus dimulai dari diri sendiri guys :))

Kalo ada suatu hal yang kontras sama ortu coba dibicarakan jangan mentah-mentah menerima dan menjalankannya.Percuma juga kalo jalaninnya setengah hati atau terpaksa.Lebih baik melakukannya dgn senang hati kan?coba bayangkan,pasti hasilnya juga akan lebih maksimal jika kamu bisa membahagiakan diri sendiri baru membahagiakan ortu.Tak akan ada kepura-puraan atau sesuatu yang beraroma setangah hati.

Ortu memang terkadang 'sulit' tapi percayalah jika ada alasan yang kuat,pasti mereka mengerti.Ya kembali lagi,sekeras-kerasnya batu jika di beri air dengan sabar akan lapuk juga kok batunya.Hati manusia aku yakin tak sekeras batu.Jadi ortu pada akhirnya pasti akan mengerti.Coba dulu usahakan.Jangan diam saja ya :))

Sekarang coba tengok,bahagia itu sudah ada di sekeliling kita kok.Lihat orang-orang yang menyayangimu misal: adik,teman,sahabat,atau mungkin pacar.Hargai keberadaan mereka.Hargai setiap hal yang kamu lakukan bersamanya.Saat kamu bisa tertawa atau menangis bersama,saling menyuport,saling membantu,dll dan tindakan itu semua menyejukkan hatimu itu bahagia.Namun mungkin sering kamu lupa karena kamu kurang menghargai hal-hal kecil.Ya biasa namanya manusia sukanya lihat yang jauh-jauh.Pikirannya yang tinggi-tinggi dulu padahal yang ada atau yang deket aja ga keliatan.Hargai keberadaan mereka! Mungkin saja mereka adalah utusan Tuhan yang diam-diam akan membantumu untuk membahagiakan orang tua.Manusia ga ada yang tau kan?kita hanya bertugas meraba keadaan dari yang Tuhan beri ke kita.
Jadi hargai mereka.Hargai bagaimana mereka menciptakan tawa yang ada di senyummu itu.Coba hargai mereka yang menciptakan bahagia padamu walau mungkin tak seberapa.Walau mungkin tak besar.
Hargai mereka guys,Jangan sampai kau menyesal ketika kau menyadari bahwa mereka kau sia-siakan  :))

Sekian konsep bahagia dari aku.

Salam bahagia dengan cinta
-Karl-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar