Senin, 24 Oktober 2016

Mengenal Diri Secara Utuh


Saya tidak pernah berpura-pura agar terlihat kuat
Saya selalu menikmati secara utuh proses jatuh dan bangkit diri saya
Bukankah hidup perihal perayaan atas dua hal tersebut?
Karena dengan begitu, itu tanda bahwa saya mengenal diri saya seutuhnya
Bukan sekadar 'nama' yang diberikan orang tua saya kepada saya.

Dengan begitu juga saya menyayangi diri saya
Dengan tidak memberikan segala hal yang indah-indah yang nyatanya hanya penyangkalan yang dibuat agar terlihat-kuat.
Karena tidak pernah ada guna membohongi diri sendiri 
Karena saya hanya ingin menertawakan kepada mereka yang menggunakan quotes-quotes penameng diri yang sejatinya hanya membuat mereka-semakin-sakit.
Karena menurut saya, upaya seperti itu sungguh menyedihkan..

Saya selalu mengijinkan diri saya untuk merasa senang dan sedih
Saya selalu mengijinkan diri saya untuk tertawa dan menangis sejadi-jadinya agar lega
Saya selalu mengijinkan diri saya untuk mencipta bahagia dan menikmati sakitnya dikecewakan
Mungkin mereka selalu bisa  merebut senyum dari diri saya. 
Namun saya pastikan, itu- hanya- sesaat.

Saya selalu mengijinkan diri saya untuk menyukai dan tidak menyukai sesuatu 
Karena kita sebagai manusia selalu punya porsi untuk itu- dan menggunakan itu secara bijaksana adalah bagian dari hakikat manusia.
Namun saya selalu menghindari diri saya untuk membenci- sungguh hal yang tidak berguna dan melelahkan di mata saya.

Saya selalu menyatakan diri saya dengan tegas kapan saat saya terbalut emosi- saat saya merasa hal itu sungguh keterlaluan- kepada siapa muara ini berasal- karena apa semuanya dimulai
Saya selalu berusaha menyatakan dengan bahasa  yg ditujukan untuk tidak melukai, tapi memahami.
dan jika-memang-tidak-bisa-saya-selalu memilih untuk meredam dengan aktivitas lain. 
Bukankah mengkontrol diri adalah bagian dari pendewasaan?
 
Namun sungguh, saya  tidak pernah mengijinkan siapapun merubah saya menjadi bukan diri saya.
Selagi saya tau bahwa hal tersebut tidak merugikan orang lain, tidak melanggar segala norma, dan membuat saya utuh sebagai manusia- yang memiliki lebih dan kurang- yang menyadari betul bahwa memiliki kekurangan bukanlah dosa- dan berusaha terus untuk mengurangi kekurangan diri sebagai salah satu bagian proses belajar seumur hidup.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar