Rabu, 07 Januari 2015

09.30



09.30
Salah satu lukisan di galeri Semarang

Saya mencuri waktu untuk melakukan perenungan.Di Taman belakang rumah yang dilengkapi dengan tempat duduk besar berbahan dasar kayu yang digelar dengan kasur dan bantal besar berbentuk persegi.Badan juga sedang tidak begitu enak karena sehari kemarin berenang dari pagi hingga sore demi tugas kuliah dan di kolam renangpun harus dijatuhi butir-butir hujan yang datang dengan seenaknya.

Mari memulai dengan kewarasan pikir

Umur saya semakin menambah di angka.Saya mulai tersentak dengan banyak fenomena yang hadir.Dari seorang teman yang sudah melahirkan dan bertemu dengan temannya teman yang sudah hamil besar.Ini aneh menurut saya.Tapi ini benar terjadi adanya.Tak ada yang salah,mereka mungkin terlalu cepat namun saja mereka sudah memilih koridor jalan kehidupan yang baik untuk ditapaki kedepan.


Belum lagi saat saya pergi ke swalayan dan sembari menunggu antrian,saya mengambil salah satu majalah remaja yang ada di rak majalah yang dekat dengan posisi saya mengantri di kasir.
Saya lihat cover depan majalah tersebut.Majalah ini sedang menampangkan satu gadis pemenang dari ajang yg majalah tersebut adakan.
Gadis di cover itu cantik,tinggi,dengan make up yang pas.Tapi saya yakin anak ini bermakeup tak diusianya.

Saya pikir anak ini berusia 18 tahun,usia maksimal yang boleh diikuti ajang ini.
Dan setelah membuka bagian profile gadis ini,saya merasa aneh lagi.
Ternyata gadis ini lahir di tahun 2001.Jadi bisa kamu hitung sendiri umur dia saat ini berapa.
Tak ada yang salah.Mungkin beginilah yang sedang marak terjadi di kehidupan.
Saya jadi mengingat lagi saat saya seusia gadis itu saya melakukan apa di kehidupan.Yang jelas saat itu saya masih gadis sekolahan yang berkuncir kuda satu,masih kumal,dan tidak begitu peduli penampilan.Masih anak yang sibuk dengan belajar giat untuk selalu masuk 10 besar di kelas,masih anak yang suka menggambar dengan crayon,menjadi gadis yang tak peduli hitam karena menjadi Tim paskibra,tak peduli berkeringat karena memilih basket juga sebagai ekskul.
Jelas,yang saya ingat dengan betul.Seusia itu saya belum juga dibekali orangtua gadget (termasuk telepon genggam).Saya masih asik dengan pulang sendiri naik bis bersama teman dan menunggu di depan sekolah sembari bercakap dengan ibu warung.

Saya merasakan bagaimana kekontrasan terjadi.
Di umur yang sama tapi di tahun yang berbeda,
Jenjang pendidikan masih sama tapi role mode kehidupan berbeda.

Saya jadi bertanya.
Apakah mereka juga sempat merasakan asiknya bermain lompat tali,kotak pos,tong rembet,petak umpat bersama teman-teman?

Hidup memang sudah berbeda.Bumi berputar begitu cepat tanpa kita sadari.
Tahun demi tahun berganti dengan cepat dan tak bisa diberhentikan dengan tombol pause yang ada di remot.

Lalu saya menanyakan apa yang sudah saya perbuat sampai umur saya berada di titik ini.
Saya bersyukur,pasti :)

Namun kehidupan kedepan akan terus berjalan dan saya harus meniti semuanya satu persatu.Mimpi adalah batu pijakan yang menjadi alur saya untuk terus berjalan.
Tapi di usia saya yang memasuki angka 20 an ini,saya belum bisa menamai umur saya adalah umur yang matang.Jelas,ini umur yang masih berkembang untuk mencari jatidiri.
Iya umur dua puluh an mungkin masanya untuk itu.
Masa untuk memikirkan,"setelah ini kamu mau apa lagi?".
Belum lagi di tahun ini adalah tahun masanya saya harus bertoga.
Setelah lulus?mau kerja dimana?
Walaupun pada akhirnya semua hanya perlu dijalani.Jikalau saya bisa request pada Tuhan,saya ingin uang yang akan mencari saya.
Yang jelas pekerjaan idaman nantinya: saya bekerja sesuai ilmu saya dan tetap bisa mengembangkan hobi saya (dan bisa menghasilkan pula) hehe :))

Selain itu saya juga lebih mengamati orang dengan dalam.Saya cocokkan wajah mereka dengan umur yang sedang mereka sandang.untuk mereka yang saya rasa wajah dan umur tak seimbang (seringnya wajahnya terlihat lebih tua dari umurnya),saya cuma pesan satu: banyakin senyum ya.
mungkin kehidupan yang mereka jalani berada di taraf sepaneng.

Untuk urusan pasangan,saya juga bukan yang terlalu sibuk mencari.Tapi bukan berarti menutup hati :)
Saya sama saja seperti gadis lain yang masih suka terkagum bila melihat lelaki berpenampilan menarik,masih suka berbincang kriteria lelaki yang diidamkan,dan masih menjadi pendengar yang baik tentang percintaan teman-teman.
Masih sama dibahasan percintaan manusia seusia saya.
Tapi yang jelas,saya tak mencari pasangan hanya untuk bertitle pacar.Bukan mencari pasangan dengan terburu-buru agar dibilang laku.
Dan saya juga masih asik menikmati wajah orang-orang yang heran jika saya belum memiliki kekasih sampai waktu ini :))
Bukan pemilih yang selektif,hanya saja saya mengaganggap hubungan terikat dengan lawan jenis jikalau bisa tak perlu terjalin beberapa kali (saya tak hobi menambah nama mantan kekasih hahaha).


Lalu apalagi ya?
Semoga hari-hari kedepan saya makin berisi hal-hal positif dan hadiah-hadiah ajaib dari Tuhan.
Dan yang pasti disetiap doa yang terpanjat di pagi hari:
Jika harus ada yang dijauhkan,saya meminta dijauhkan dari rasa malas.

Have a nice day.
Jangan lupa berikan senyum untuk semesta :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar