Senin, 17 November 2014

7/11 Selamat Hari Lahir,ibuk.

Halo ibuku sayang yang selalu cantik walau tanpa make up


Selamat datang diusia baru buk.Semoga usia barumu menjadi berkah untuk kehidupan.
Tak terasa sudah diangka lima puluh dua saat ini.Diangka yang tak lagi muda,saya berharap ibu selalu awet muda seperti biasa.
Buk,terimakasih menjadi bagian terindah dari hidup saya.Walaupun saya ini bukanlah anak yang sepenuhnya baik.Karena kelakuan saya pernah juga membuat ibu kesal ataupun khawatir.

Buk,terimakasih karena menjadi ibu yang sangat cerdas mengarahkan apa yang tidak saya sadari.Saya masih ingat betul bagaimana ibu mengarahkan saya mengikuti lomba mewarnai saat kelas dua di sekolah dasar.Lomba pertama yang saya ikuti dan berhasil mendapatkan juara dua.Tapi ibu bukanlah ibu yang seperti ibu-ibu peserta mewarnai lain yang memasukkan anaknya ke sanggar menggambar tapi ibu yang membiarkan saya belajar dengan sendirinya.Iya belajar dari mengamati bagaimana komposisi warna yang baik dan lain-lain sampai akhirnya usia saya bukanlah lagi usia mewarnai namun masuk ke tahap menggambar.Saat itu ibu mengajari saya menggambar dengan cara ibu yang sangat unik.Karena ibu juga sebenarnya tak bisa menggambar,ibu mengajari saya dengan membeli contoh buku yang bergambar orang sedang menyiram tanaman,mencangkul,dan banyak lagi untuk ditiru bagaimana lekuk-lekuk yang dibuat pensil di kertas sampai akhirnya terbentuklah orang menyiram tanaman.Sampai akhirnya saya tak lagi menyontoh buku,tapi menciptakan gambar orang sendiri.Orang yang berukuran besar-besar yang tentunya sangat beda seperti gambar anak-anak yang les di sanggar.

Buk,terimakasih karena tak pernah mematahkan semangat saya untuk terus mengikuti lomba mewarnai menggambar yang saya ikuti hampir setiap minggu.Apalagi yang tak setiap saya lomba pasti menang,saya ini banyak kalahnya hehe.Tapi saya mau belajar dan sampai akhirnya saya jadi sering pulang dengan piala.Sampai akhirnya di kelas 6 SD saya bisa menang juara 2 dan mendapatkan uang satu juta yang saya belikan sepeda pink di barito.
Terimakasih selalu menjadi sosok yang sabar ya bu :)
Sabarmu berlanjut sembari membebaskan saya mencoba ke bidang seni lain.Dari baca puisi,bermain karawitan,teater,menjadi lakon di film pendek,menyanyi,sampai menjadi komandan terbaik pasukan pengibar bendera dan apalagi ya hehe...
Yang jelas saya berani mencoba karena ibu yang selalu meyakinkan saya bahwasanya saya mampu.Terimakasih bu :)

Terimakasih buk karena sewaktu kecil melarang makan mie instan dan chiki-chiki.Sampai waktu itu Karlina kecil ingin menukarkan ibuk dengan ibuk lain.Tapi semakin berrtambahnya umur saya,saya semakin tau apa maksut ibu semasa saya kecil itu  :)


Buk terimakasih atas setiap doa yang kau berikan untuk anak sulungmu ini.yang selalu menguatkan saya disaat saya ada diposisi bersedih sembari mengangkat tangan saya ke udara dan berkata "hidup mba Karlina hidup mba Karlina".Haha saya bangga memiliki ibu yang antik :))

Yang bisa juga menjadi rekan diskusi yang berkata salah jika saya salah dan benar jika saya  benar terlepas saya anak ibu.

Buk terimakasih karena menjadi sosok yang mengenalkan bahwasanya hidup itu harus juga untuk beramal.Beramal apapun yang bisa membantu sesama.

Buk terimakasih karena tak pernah memaksa saya menjadi apa-apa yang membuat saya mengarah menjadi yang tak diri saya sendiri.
Ibu selalu mengajarkan saya untuk berproses.Nikmati semua suka dengan tulus dan menikmati duka seperti layaknya menerima suka.

Terimakasih buk karena mengajari saya untuk berusahalah berbuat baik kepada siapapun.

Terimakasih buk karena  menjadi sosok yang mengajarkan saya untuk berusahalah keras dengan cara apapun yg halal untuk mengubah mimpi menjadi kenyataan.

Terimakasih buk untuk hal-hal yang masih banyak lagi yang berplakat banyak terimakasih.

Karena saya bangga memiliki ibu,jadi semoga selalu ada waktu untuk membuat ibu bangga memiliki saya.


Saya mencintaimu.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar