Jumat, 29 November 2013

774

Jumat,29 november..

Sepulang dari rapat di daerah pleburan,aku kembali naik ke tembalang.Menghampiri agen libraku yg super sibuk yang memang sedang pulang ke Semarang.Pulangnyapun bukan karena tujuan murni pulang untuk menemui keluarganya namun melaksanakan lomba debat.Ya syukurlah Tuhan memberikan instruksi pada mahasiswa kotaku untuk mengadakan lomba yang memang menjadi spesialisasinya.
Sesampainya di kamar,ku temukan dirinya telungkup lengkap dengan laptop yang menayangkan running man.Dia sangat khitmat memanjakan mata dan jiwanya walaupun di kamar hanya seorang diri.
"Geri dan Lidya dimana?"
"Geri ke kamar bawah dan Lidya pergi sama temennya",jawabnya cepat.
Ku rebahkan diri di ranjang bersarung putih,"kamu pulang.kamu punya rumah dan keluarga.mumpung di Semarang.Dek Vina pasti kangen".
Matanya menangkap auraku yang memang sungguh-sungguh berucap.otaknya berpikir dengan cepat dan mengiyakan.sesegera mungkin dia mengambil tas dan membereskan barang bawaannya.Di sela acara perapian baju dan segerombolan yang lain,dia menyodorkan ponselnya padaku.Iya,yang mengirimkan pesan singkat itu dek Vina.Adek bungsunya yang sangat merindukan sosok kakak sulungnya yg bertittle jarang pulang.
Setelah semuanya beres dan berpamitan dengan tiga orang pasukan dari kampus jaket kuningnya,kami segera meluncur lengkap dengan satu tas jinjing,satu plastik putih,dan satu tas ransel yang bisa mendarat dengan sempurna atas bantuan motorku.
"Kamu ga makan dulu aja?aku takut kamu pingsan belum makan siang dan makan malem juga belum",ucapnya di lampu merah.
"Tenang aja ga bakal pingsan.oiya ini jam berapa?"
"Jam delapan"
"Jam delapan udah sepi banget.aku kira udah jam sembilan hahahaha",balasku sembari konsen berkemudi.
"Ini kita makan dulu aja"
"Ga usah.kita ke stasiun dulu aja"

Tempat yang sejatinya aku benci karena beraroma perpisahan,sudah ku tapaki.iya kami sudah di stasiun.
aku duduk di kursi paling depan dan dia sibuk ke loket untuk memesan 5 lembar tiket.acara pembelian tiket selesai maka lanjut mengenyangkan perut.sebelumnya kita sempat memasrahkan mau makan dimana.aku bilang di dekat rumahnya saja dan dia mengiyakan.lalu semuanya berubah.
"Kita makan di bakmi jowo depan rumah embahku.sekalian aku mau nengok",ucapnya yang menjadi tujuan yang kita iyakan bersama.

Di bakmi jowo yang memang menjadi langganan keluarganya ini,kami tak cukup lama mengantri.bapak penjualnya juga sudah hapal betul dengan manusia yang kubawa ini.satu porsi mie goreng ga pedes dan seporsi mie godog pedes sedang,menjadi dua menu yang Ia pesan.Kami meninggalkan dulu tempat bakmi jowo dan menuju rumah embah yang berada di depan persis tempat bakmi jowo.rumah bercat kuning yang lampu ruangnya pun sudah mati.kami sempat masuk sampai batas pintu karena pintu pagarnya sangat mudah di buka.tapi dia mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu lebih lama.dengan keadaan seperti itu,memang sudah tidur penghuni rumah.

Lalu kami kembali ke tempat bakmi jowo.duduk dan berbincang.aku mendengarkannya bercerita.

"omku yang sekarang tinggal sama mbah itu udah cerai.padahal dulu pacaran enam tahun dan dua bulan setelah menikah mereka cerai.si perempuannya setelah dua bulan menikah itu kayak ga bisa dipegang sama omku.kayak pas baru aja pindah rumah (udah ga ikut ortu) baju omku pun masih ada di kardus bukan di lemari. Padahal penganten baru.ya harusnya masih manis-manisnya.sampai puncaknya pas omku lihat dia lagi sama cowok lain setelah pulang kantor".
"Maksutnya cowok lain?selingkuhan?"
"Iya itu selingkuhannya.gila sih.enam tahun pacaran,nikah dan selingkuh pas udah nikah.baru dua bulan pula.ya bener katamu,bukan selama apa mengenal tapi sedalam apa mengena.mungkin omku yang merasa dalam mencinta tapi itu ga ngena buat perempuannya".
"Itu nikahnya saling cinta kan?"
"Perempuannya bilang kalo cintanya udah habis di enam tahun itu.dia nikah karna ortunya butuh uang.padahal biaya nikah semua omku dan sumbangan dari para tamu itu dikasihin semua ke ortu perempuannya"
"Terus sekarang perempuan itu nikah sama selingkuhannya?"
"Omku bilang sempet ketemu mereka berdua tapi ga tau nikah apa ga.parah sih,akhirnya omku cerai.karena perempuannya itu udah hamil 3 bulan.pas minta cerai itu,omku kasihan banget.dateng ke rumahku dengan bawa koper,dia diusir.diusir yang notabene itu rumah yg dia beli.Mana hujan pula dan dia nangis.padahal omku sosok yang humoris".ucapnya sembari melahap mie godog jowo yang Ia idamkan ada di jakarta bukan dengan harga jakarta.
"Sehina hina hubungan mending putus daripada selingkuh.selingkuh itu haram,titik"
"Setuju" ,balasnya cepat.
"Tapi udah enam tahun sampe nikah pula.ga habis pikir.memang pasangan itu harusnya saling cinta bukan terlalu cinta".

Kami memutuskan menamatkan topik itu dengan melahap beberapa sendok bakmi masing-masing.

Sampai akhirnya diskusi menuju ke sosok lelaki yang Ia cinta.

"Jadi total hari ini adalah 774 hari aku naksir dia.besok aku mau bilang klo aku suka ma dia.sebelum keretanya berangkat.aku beli tiket yg beda.aku misah"
"Kampret dramaaaaaaaaaa huahahahaha.kasih surat sekalian biar unyu",celotehku dgn masih tertawa.Beginilah hidupku yg memang apik klo di jadiin novel.

Kali ini aku tak khusyuk dgn bakmiku.aku lebih khusyuk menatap wajahnya yg serius bercerita sembari usaha memakan bakmi godog yg Ia tambahi cabe.

"Berikan pernyataan aja.pernyataan ga harus berakhir dengan pertanyaan kan?paling ga kamu jujur.berhenti membohongi diri",timpalku.
"Aku ga tau sih kalo jujur itu bakal buat lega atau bakal ada hal baru.tapi dia suka sama cewek lain.dan kesempatan ketemu dia sedeket ini itu jarang.aku mau pake kesempatan ini".ucapnya sembari memberikan ponsel yang sudah terbuka foto Avatar gadis yang ia maksud.
"Halah pikiranmu aja kalik.emang udah nanya?jgn sok tau."
"Belum nanya tapi ini beneran sepertinya".ucapnya yg terlihat tak jelas.aku tetap saja menangkap jawabannya sebagai jawaban ragu.
"Ah menurutku lebih cocok sama kamu.warna kulitmu sama,tinggi ga beda jauh,sama sama keren juga.cocok kamu ma dia.lihat ini,lihat ini dengan posisi kamu bukan gadis yang ada di foto ini ya",sautku sembari mengulurkan tabletku ke dia dengan posisi aplikasi line dimana beberapa saat lalu aku sempat mengirim foto hasil crop yang berisi dia dan abang yang Ia cintai itu.Foto itu tadinya berisi sekitar empat orang tapi pas sekali.pas sekali posisi mereka berdua bersebelahan.Jadilah ku crop hingga tinggal sosok agen libraku ini dengan abang berkacamatanya.
Dia hanya diam dan membuang pandangannya ke arah sekitar,"aku mau mulai dari nol lagi.besok hari ke 775 dan aku mau melegakan.dia sosok yang ga akan bisa aku miliki".
Sial,tidak pernah aku lihat manusia yang sudah ku kenal tujuh tahun menjadi sosok yang semenyerah ini,"Ini bukan kamu.kamu itu sosok yang ga akan nyerah".
"Setidaknya aku udah berjuang dua tahun".
"Berjuang mencintai dalam diam?".
Mata kami yang bertubrukan seolah menjadi jawaban tanpa kata yang bernada iya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar