Saya masih sering menanyakan mengapa harus saya yang mengalami
Mengapa dari sekian banyak orang, saya yang dipilih Tuhan untuk memakan:
Sesuatu yang saya tidak suka-namun-saya harus paksakan-sampai-terbiasa-sampai-
Bagaimanapun-caranya-saya-harus-mau.
Tidak ada toleransi.
Sama sekali.
Menghadapi
Menerima
Menjalani
Sakit sendiri
Menangis
Mencoba bangun
Berdiri lagi
Berjalan pelan
Berlari
Berhenti
Melihat sejauh apa saya tak di tempat yang sama
Mengukur sepanjang apa perjalanan yang sudah terlalui
Mengingat seberapa lama waktu yang sudah saya habiskan
Berulang terus.
Dan saya mendoktrin diri dengan keras:
Bahwa semua yang membuat saya menangis di sujud,yang saya adukan ke sang Pemberi hidup
Akan tiba masanya saya tertawakan dan bersyukur karena kejadian tersebut membuat saya lebih terbentuk.
Saya hanya bisa meyakini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar