Senin, 27 Januari 2014

Luka

Air mata terlalu dini jatuh menjalar di pipi
Menjadi berjalan beriringan dengan air yang jatuh dari bumi

"Mari duduk manis sembari mengobati luka"
Ucap bayangku

Luka yang tak identik dengan darah
Luka yang ku tau harus ku obati sendirian
Luka yang senantiasa kau timbulkan dari hal yg selalu kau sepelekan
Sepelekan,sepelekan,sepelekan,dan terus kau sepelekan

Teruslah seperti itu,
Teruslah menganggap remeh apa yang kupikirkan dgn sungguh.

Sesukamu saja.

Mungkin bumi yang akan mengingatkanmu 
Bahwa luka sudah sering kau goreskan
Pada dia yang senantiasa mendoakanmu dalam sujudnya.